Rabu, 14 November 2018

Nihilnya Respon Terhadap Perubahan Iklim

Bumi merupakan tempat hidup manusia. Tak ada tempat hidup lain sesempurna bumi. Meskipun beberapa kali astronot mencari planet-planet lain yang bisa untuk ditempat tinggali namun sejatinya hal itu tak pernah ditemukan. Bumi menyediakan tanah yang subur agar manusia bisa ercocok tanam. Bumi menyediakan lautan yang begitu biru untuk kehidupan hewan laut. Bumi menyediakan berjuta-juta tumbuhan untuk menyuplai oksigen bagi makhluk hidup heterorof seperti manusia. Sungguh luar biasa bumi ini yang telah diciptakan Allah SWT. Dengan ciptaan yang sudah sempurna ini tentunya tidak perlu ada beribu-ribu hal lain untuk memberikan suatu perubahan agar tambah baik.

Lambat laun berjalannya waktu terasa bumi ini tak seperti dulu lagi. Memang manusia selalu melakukan hal untuk tujuan kemajuan bangsa dan sebagainya. Namun perlu dicermati apakah yang dilakukannya itu memberikan efek samping atau tidak. Jika memang  menimbulkan efek samping  tentunya hal itu tidak perlu dilakukan karena akan memberikan hal buruk pada bumi ini dan salah satunya adalah perubahan iklim. Perubahan iklim menjadi permasalahan yang begitu sering Rengsangan atau stimulus  akan langsung diterima oleh sistem saraf tepi lalu diolah oleh sistem syaraf pusat dan dibawa lagi oleh sistem syaraf tepi motorik menuju otak untuk membuat manusia itu merespon keadaan. 

Namun yang menjadi pertanyaan adalah respon apa yang akan diberikan. Bagi diabaikan. Padahal jika dicermati perubahan iklim ini secara langsung dirasakan oleh manusia. kebanyakan orang pasti hanya akan mengeluh tanpa da suatu tindakan apapun. Bagi para orang-orang kaya, pejabat, bahkan para pemimpin kebanyakan akan lalai dengan hal ini karena dengan kekayaan atau jabatan mereka hal kenyamanan pasti tak perlu diragukan lagi, mereka dalam kesehariannya tak merasakan kepanasan. Tentunya semua ini menjadi PR kita bersama.

Perubahan iklim yang terjadi ini umumnya ditandai oleh beberapa hal diantaranya adalah perubahan temperatur rerata harian dan pola curah hujan. Salah satu bukti terjadinya perubahan temperatur daerah indonesia yang cukup signifikan adalah adanya konfirmasi tentang melelehnya es di puncak Jayawijaya (kompas.com). Tidak hanya itu, peningkatan temperatur rerata harian juga berpengaruh sangat signifikan terhadap pola curah hujan yang umumnya ditentukan oleh sirkulasi monsun Asia dan Australia. Hal ain yang diakibatkan juga adalah kekeringan dan banjir ekstrem yang mana akan berimbas pada sektor pertanian dan kelautan yang menjadi  mayoritas pekerjaan masyarakat di Indonesia.

Menjaga alam adalah tugas manusia sebagai khalifah di bumi. Banyak manfaat yang didapatkan ketika manusia menjaga alam. Alam yang sehat manusianya juga akan sehat. Begitupun sebaliknya, jika alamnya rusak manusianya juga akan rusak, karena manusia selalu berinteraksi dengan alam. Maka dari itu penting untuk menjaga alam. Memang sejatinya manusialah yang melakukan kerusakan di alam ini sebagaimana firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 41 dan 42, yang artinya adalah
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (41)
“Katakanlah (Muhammad), bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (42)


Dibutuhkan solusi sesegera mungkin untuk mengatasi masalah perubahan iklim ini supaya alam ini tetap terjaga. Dimulai dulu dari yang paling sederhan yakni dari diri sendiri yakni bisa dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan menanam tanaman sebanyak mungkin terutama di tempat-tempat yang gersang. Hal yang lebih besar bisa dilakukan melelui kegiatan organisasi, instansi, atau komunitas yang bekerja sama dengan perusahaan dan pemerintah. Bila hal ini dapat terlaksana dengan baik tidak menutup kemungkinan akan ditiru orang lain sehingga akan banyak orang yang melakukan hal baik ini.

Sabtu, 10 November 2018

Luka Bumiku

Kau tau? Luka apa yang semakin hari semakin membuat menderita? Kau tau luka itu disebabkan oleh siapa? Kau tau luka ini tak bisa disembuhkan? Apakah kau sadar itu? Atau mungkin bahkan kau tak tau siapa yang terluka? Apakah matamu buta? Apakah telingamu tuli? Atau kau hatinya mati hingga kau tak punya perasaan?

(Sumber: Twitter @Galangkertaluck) 

Lihatlah wahai kau sang pahlawan. Bumi kita sedang terluka, atmosfer kita tercabik-cabik. Semua penyebabnya adalah kamu yang mengaku pahlawan hari ini. Iklim sudah berubah karena kegiatan para manusia yang menganggap dirinya pahlawan. Apa kau tau masalah ini dimulai sejak kapan? Yang katanya revolusi industri membuat kemajuan peradaban, tapi nyatanya? Setelah terjadi revolusi industri 250 tahun yang lalu, emisi gas rumah kaca semakin meningkat dan menyebabkan selubung gas rumah kaca di atmosfer dengan laju peningkatan yang sangat signifikan. Dengan adanya kegiatan tersebut apakah kau sadar kalau ada perubahan paling besar pada komposisi atmosfer selama 650.000 tahun? Hal ini di nyatakan pada United Nations Framework Convention on Climate Change ("Bahwa terjadi perubahan paling besar pada komposisi atmosfer selama 650.000 tahun").

Iklim global ini akan terus mengalami pemanasan dengan laju yang cepat dalam dekade-dekade yang akan datang, kecuali jika kau melakukan usaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca ke atmosfer. Mengenai emisi gas rumah kaca, apakah kau tau sumber penyebabnya? Sumber tunggal penyebab gas rumah kaca dari aktifitas manusia adalah bahan bakar fosil yang dibentuk dari jasad tumbuhan dan hewan yang telah mati. Kau yang katanya pahlawan tapi nyatanya kau juga yang merusak bumi Pertiwi ini. Kau juga yang ikut berkontribusi merusak selimut yang melindungi bumi ini. Kau juga yang ikut berperan mencabik-cabiknya hingga terluka parah dan sulit bahkan tak dapat disembuhkan. Apakah kau tau? Gas bumi, minyak, dan batu bara apabila dibakar ia akan melepaskan milyaran ton karbon ke atmosfer setiap tahunnya. Serta metana dan nitrous oksida pun menyumbangkan dalam jumlah yang besar. Kau sadar tidak? Pohon-pohon yang kau tebangi dan tidak kau tanam lagi menyebabkan karbon dioksida banyak dilepaskan ke atmosfer. Selain itu, limbah kotoran ternak pun ternyata telah mengemisikan metana. Wahai kau yang katanya pahlawan! Yang sedang asik duduk dibawah pendingin ruangan. Apakah kau sadar? Benda kecil itu terdapat CFC, HFC, dan PFC yang merupakan gas berbahaya jika gas tersebut berada di atmosfer.

Pemanasan yang terjadi pada sistem iklim bumi merupakan hal yang jelas terasa, seiring dengan banyaknya bukti dari pengamatan kenaikan temperatur udara dan laut, pencairan salju dan es di berbagai tempat di dunia, dan naiknya permukaan laut global.
"Cluster Change 2007"
Intergovernmental Panel on Climate Change

Lihatlah! Betapa banyak dampak yang harus kita terima akibat semua ini? Temperatur yang semakin hari semakin tinggi akan mendatangkan resiko terjadinya bencana yang cukup besar. Kau sadar tidak? Kenaikan temperatur juga telah mempercepat siklus hidrologi, akibatnya perubahan ini menurunkan kualitas dan kuantitas air. Selain itu resiko kesehatan semakin meningkat, muka laut semakin naik dan yang lebih tragis adalah kaum paling rentan semakin sengsara. Masyarakat yang paling miskin akan menjadi yang paling rentan terhadap dampak dari adanya perubahan iklim, karena mereka akan sulit untuk melakukan usaha untuk mencegah dan mengatasi dampak dari perubahan iklim dengan kurangnya kemampuan.

Beberapa komunitas yang paling rentan adalah buruh tani, suku-suku asli dan orang-orang yang tinggal di tepi pantai.Pada perubahan iklim, tidak ada satupun solusi tunggal yang dapat mengatasinya. IPCC pun menyimpulkan bahwa tidak ada satupun solusi Tunggal dari sektor ekonomi dan sektor teknologi yang feasible dan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor-sektor lainnya. Lantas apa yang akan kau lakukan wahai para pahlawan masa kini?

"Tidak semua luka dapat disembuhkan. Jika memang luka itu dapat disembuhkan tetap saja luka itu akan meninggalkan bekas yang akan selalu ada."

Ditulis oleh : Vika Rachmania Hidayah

Pendidikan Indonesia dalam Penguatan Nilai-Nilai Pancasila

Pendidikan telah menjadi bagian hidup dari setiap orang yang memiliki kedudukan penting. Dalam hal ini mengacu pada kepentingan bagaimana m...