Sabtu, 11 Januari 2020

Peninggalan Candi Mirigambar

Candi Mirigambar
(Dokumentasi pribadi pada 7 Januari 2020)

Oke Sahabatku…

Kali ini aku akan membahas tentang peninggalan-peninggalan candi yang ada di Jawa Timur khususnya di Kabupaten Tulungagung. Nah, sebenarnya candi itu apasih? Kenapa harus ada candi? Bagaimana sejarah dibuatkannya candi? 

Jadituh, Candi adalah bangunan yang memiliki bentuk arsitektur dan struktur sebuah bangunan yang berasal dari kerajaan hindu ataupun budha. Candi juga identik dengan suatu kisah dari sebuah kerajaan dan latar belakang dari pembangunan candi tersebut.  Jaman dahulu, candi berfungsi sebagai tempat pemujaan dan pendarmaan seorang raja.

Nah saat aku main ke Kabupaten Tulungagung, aku diberi kesempatan untuk berkunjung ke Candi Mirigambar. Candi Mirigambar ini terletak di Desa Mirigambar kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung. Berdasarkan arsip Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan, Sejarah candi ini dapat diketahui dari adanya angka tahun yang dipahat. Pahatan angka tahun ini adadua buah namun sayangnya pahatan ini sudah cacat dari sejak jaman Belanda. Namun masih bisa diketahui bahwa angka tahun yang pertama di pahatkan pada dinding kaki candi sisi timur memuat angka tahun 1321 saka (1399 M), sedangkan yang kedua terletak tidak berjauhan yaitu disebelah barat candi dengan angka tahun 1310 saka (1388 M). Konon, dulu juga pernah ditemukan prasasti tembaga yang isinya menceritakan tentang pergantian kekuasaan antara Wikramawardhana dengan Hayam Wuruk. Prasasti ini ditemukan tidak jauh dari candi Mirigambar. Dari data-data tersebut dapat diketahui bahwa candi Mirigambar merupakan peninggalan zaman Majapahit.

Pada saat saya mengunjungi candi ini, terlihat kondisi candi yang sudah tidak utuh dengan relief yang sudah banyak yang hilang. Candi ini berbahan bangunan batu bata merah dengan berbagai relief berbentuk hewan-hewan. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tulungagung menyatakan bahwa keistimewaan dari candi ini adalah candinya tunggal dan dibangun dari bahan bata merah dan berpintu masuk disisi barat dengan tampak pada batu-batu yang berbentuk persegi berserta sebuah undakan pada sisinya dan dipenuhi dengan ornament. Pada sisi utara, timur dan selatan terdapat relief dan disudut tenggara yang kedua sisinya terdapat ornament dengan melukiskan seekor burung garuda. Panjang ukuran candi 8,50 meter lebar 7,70 meter dan tinggi 2,35 meter. 

Menurut literatur, candi ini merupakan awal era kerajaan majapahit samapai akhir kerjaan majapahit. Dan diperkirakan pada masa peralihan Raja Hayam Wuruk kepada Raja Wikramawardhana. Candi Mirigambar sendiri merupakan tempat pemujaan yang bercorak Hindu. Arsitektur candi Mirigambar mempunyai ciri khas dari Kerajaan Majapahit yang ditunjukan dari relief yang terpahat pada dinding candi. Terdapat relief yang menceritakan kisah Tantri atau Tantri Kamandaka (adegan burung bangau, ikan dan kepiting). Maria J. Klokke arkeolog Belanda (1990) juga menjelaskan bahwa terdapat tiga panel relief dinding II yang menggambarkan adegan hewan; burung bangau, ikan dan kepiting. Menurutnya dalam The Tantri Relief on Ancient Javanese Candi, adegan itu merupakan adegan yang berasal dari cerita Tantri Kamandaka. (Tersedia di: http://historia.id/kuno/cerita-panji-di-candi-iri-gambar)

Namun terdapat juga beberapa versi cerita diantaranya adalah versi dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olahraga (DISPARPORA) menjelaskan bahwa ukiran relief pada dinding Candi Mirigambar merupakan kisah dari Angkling dharma. Sedangkan menurut Lidya Keaven dalam bukunya yang berjudul “Bertopi Pada Relief Candi Zaman Kuno Majapahit” menyebutkan bahwa relief pada candi Mirigambar adalah menceritakan tentang penyamaran “Panji Waseng Sari” yang berperang dengan Raja Magadha karena saat itu Raja Magadha menginginkan Putri Galuh Candra kirana untuk dinikahinya.

Namun, apapun cerita pada masa lalunya candi Mirigambar perlu mendapatkan penangan dan pemberdayaan yang serius oleh pemerintah. Karena candi Mirigambar merupakan peninggalan sejarah yang tidak bisa dihilangkan. Perlu adanya reklamasi kembali agar candi ini dapat digunakan sebagai wisata edukasi yang menarik untuk pelajar. 

Ditulis Oleh: Vika Rachmania Hidayah

Referensi;
Zuhry, Wildan. 2018. Studi tentang Candi Mirigambar di Tulungagung. Jurnal Simki-Pedagogia. Vol 02 No. 04. Universitas Nusantara PGRI Kediri 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendidikan Indonesia dalam Penguatan Nilai-Nilai Pancasila

Pendidikan telah menjadi bagian hidup dari setiap orang yang memiliki kedudukan penting. Dalam hal ini mengacu pada kepentingan bagaimana m...